HIPERTENSI
A. DEFINISI
Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah didalam arteri. Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan systoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi didalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung dan kerusakan ginjal. Sehingga hipertensi disebut sebagai “Pembunuh diam-diam”.
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Commite on Defection, Evaluation and Treatnebt of High Blood Pressure (JIVC) sebagai tekanan yang lebih tinggi daripada 140/90 mmHg dapat diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/essensial (hampir 90% dari semua kasus) atau sekunder terjadi sebagai akibat dari kondisi patologis yang dapat dikenali seringkali dapat diperbaiki.
Hipertensi Sistolik Terisolasi, tekanan systolic mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolic kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolic masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Hipertensi Maligna adalah hipertensi yang sangat parah, yang bila tidak diobati akan manimbulkan kematian dalam waktu 3-6 bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita hipertensi.
Tekanan darah dalam kehidupan seeorang bervariasi secara alami. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat beraktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda, paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
Gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang berlebihan dan rangsangan kopi yang berlebihan, tembakau dan obat-obatan yang merangsang juga dapat berpengaruh tetapi penyakit ini sangat dipengaruhi oleh factor keturunan.
B. ETIOLOGI
1. Hipertensi Esensial atau Hipertensi Primer
Penyebabnya tidak diketahui. Terjadi pada sekitar 90% penderita hipertensi. Hipertensi Esensial kemungkinan disebabkan oleh beberapa perubahan masa jantung dan pembuluh darah.
2. Hipertensi Sekunder
Penyebabnya diketahui. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi penyababnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misal: pil KB).
Kegemukan/obesitas,
a. Penyakit ginjal
- Stenosis arteri renalis
- Pielonefritis
- Glomerulonefritis
- Tumor Ginjal
- Penyakit ginjal polikista ( biasanya diturunkan )
- Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
- Terapi Penyinaran yang mengenai ginjal
b. Kelainan Hormonal
- Hiperaldosteronisme
- Sindroma Cushing
- Feokromositoma
c. Obat-obatan
- Pil KB
- Kortikosteroid
- Eritropoetin
- Kokain
- Alkohol
- Kayu manis
d. Penyebab Lainnya
- Koartasio aorta
- Preeklamsi pada kehamilan
- Keracunan timbal akut
C. PATOFISIOLOGI
Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tekanan perifer. Berbagai factor yang berperan pada hipertensi dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
OTOREGULASI
TEKANAN DARAH = CURAH JANTUNG X TAHANAN PERIFER
HIPERTENSI = Curah jantung meningkat Tahanan perifer meningkat
Preload Kontraktilitas Kontriksi Hipertrofi
fungsional sruktural
Volume Kontriksi
cairan vena
Retensi Na Luas Aktivitas Renin Perubahan Hiper
ginjal filtrasi simpatis angiotensin sel membran insulin
Asupan Na Faktor genetic Stres Faktor genetic Obesitas
Faktor endotel
Gambar 1
Berbagai factor utama yang berperan dalam patofisiologi hipertensi seperti terlihat pada gambar di atas, telah diselidiki oleh beberapa peneliti. Kesimpulannya bahwa pada hipertensi curah jantung pada permulaan meningkat dan kemudian diikuti dengan kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang menetap. Pada pasien hipertensi terjadi perubahan otoregulasi, dimana sebagai penyebab awal dari perubahan ini adalah retensi garam oleh ginjal yang dapat disebabkan oleh congenital atau didapat. Stres dengan peninggian aktivitas saraf simpatis menyebabkan kontriksi fungsionil dan hipertrofi struktural. Hormon endotelin yang belum lama ditemukan ini berasal dari endothelium dan bersifat vasokontriktor.
Mekanisme Berbagai Faktor Hormon Pertumbuhan dalam menimbulkan Hipertensi
Obesitas Stres Kelebihan Na Iskemi ginjal
Insulin Katekolamin Hormon natriuretik Renin-angiotensin
Faktor pertumbuhan
Faktor genetic Perubahan fungsi membrane sel Faktor otokrin¶krin
Peningkatan kalium intrasel Peningkatan pertukaran Na/H
Kontriksi otot polos Hipertrofi vaskuler
Peningkatan tahanan perifer
HIPERTENSI
Gambar 2
D. MANIFESTASI KLINIS
Pada sebagian penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan yang bisa saja terjadi pada penderita hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Retina merupakan bagian tubuh yang secara langsung bisa menunjukkan adanya efek dari hipertensi terhadap arteriola (pembuluh darah kecil). Dengan anggapan bahwa perubahan yang terjadi didalam retina mirip dengan perubahan yang terjadi didalam pembuluh darah lainnya didalam tubuh, seperti ginjal. Untuk memeriksa retina digunakan suatu oftalmoskop. Dengan menentukan derajat kerusakan retina/retinopati, maka bisa ditentukan beratnya hipertensi.
Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak diobati dapat timbul gejala berikut :
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung, dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera. Penanganan didalam jantung terutama pembesaran jantung bisa ditemukan pada elektrokardiografi (EKG) dan foto Rontgen dada. Pada stadium awal perubahan tersebut dapat ditemukan melalui pemeriksaan ekokardiografi (Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk menggambarkan keadaan jantung).
Bunyi jantung yang abnormal (disebut bunyi jantung ke-4) dapat didengar melalui stetoskop dan merupakan perubahan jantung paling awal yang terjadi akibat tekanan darah tinggi.
Untuk menemukan adanya kelainan ginjal dapat dilakukan dengan analisa urin dan rontgen atau USG ginjal. Bisa juga dengan stetoskop yang ditempelkan diatas perut untuk mendengarkan adanya bruit (suara yang terjadi karena darah mengalir melalui arteri yang menuju ke ginjal terjadi penyempitan).
BELIMBING SEBAGAI OBAT HIPERTENSI
Selain menggunakan terapi obat, ada cara lain untuk menurunkan tekanan darah tinggi, yaitu dengan terapi menggunakan jus buah-buahan tertentu dan ramuan tradisional atau disebut back to nature. Antara lain menggunakan Belimbing.
Buah Belimbing merupakan sumber vitamin C yang baik. Karenanya biasa dikatakan sebagai antioksidan, zat besi, fosfor, serta kalsium. Belimbing juga mengandung vitamin A, B dan niacin. Pemakaian belimbing untuk hipertensi sudah terkenal di
A. Nama Lokal
Belimbing Asam (Indonesia), Calincing (sunda), Blimbing wuluh (Jawa), Bhalimbing bulu (Madura), Blimbing buluh (Bali), Selimeng (Aceh), Balimbing (Lampung); Balimbeng (Flores), Celane (Bugis), Takurela (Ambon);
B. Deskripsi
Belimbing asam (Averhoa bilimbi) dapat tumbuh baik di tempat-tempat terbuka yang mempunyai ketinggian kurang dari 500 meter di atas permukaan air laut. Di negara asalnya, tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan di
Tumbuhan ini tingginya dapat mencapai lebih dari 10 meter dan mempunyai batang yang keras.
C. Pemanfaatan Belimbing dalam Pengobatan Hipertensi
Dalam pemanfaatannya, penggunaan belimbing dalam pengobatannya dapat dicampurkan menggunakan berbagai macam jenis buah-buahan atau sejenis daun-daunan/sayuran lainnya.
1. Belimbing + Daun Kemangi
Bahan: - 3 buah belimbing asam
- ½ ikat daun kemangi.
Cara membuat: Direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih hingga tinggal ½ gelas, kemudian disaring untuk diambil airnya.
Cara menggunakan: Diminum menjelang tidur dan diulangi 3 hari sekali.
2. Belimbing + Mengkudu + Seledri
Bahan - Mengkudu
- Seledri (Apium graviolens)
- Belimbing Manis.
Cara membuat: Satu buah mengkudu matang dan satu buah belimbing manis dijus. Lalu jus tadi direbus dengan 250 cc air sampai mendidih. Air rebusannya diminum.
Cara menggunakan: Diminum dalam keadaan hangat sebanyak segelas setiap pagi atau malam hari.
3. Belimbing + Jeruk Lemon + Sari Jahe
Bahan - Belimbing masak 250 gr
- Jeruk Lemon yang sudah tua 2 buah
- Jahe 300 ml
- Madu 2 sendok
Cara Membuat: Belimbing dijus atau di blender dan jeruk lemon diambil airnya atau diperas, kemudian sari jahe dan madu dicampurkan lalu diaduk hingga merata.
Cara Menggunakan: Diminum setiap malam hari sebanyak 1 gelas.
4. Daun Belimbing + Jeruk Nipis
Bahan: - Daun Belimbing manis 1 genggam
- Jeruk Nipis
- Madu ½ sdm
Cara Membuat: Daun belimbing manis dicuci bersih, ditumbuk, diperas, dan diambil airnya sebanyak 1 sdm. Jeruk nipis diperas dan air perasan diambil 1 sdm. Kemudian dicampurkan dan ditambahkan madu ½ sdm.
Cara Penggunaan: Diminum 2 kali sehari, pagi dan sore atau malam hari.
5. Belimbing Wuluh
Bahan: Belimbing Wuluh 3 atau 4 buah
Cara Membuat: Belimbing wuluh diiris-iris dan direbus dengan 3 gelas air sampai tinggal ½ gelas, kemudian disaring.
Cara Penggunaan: Air saringan diminum 1 kali sehari pada pagi hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar