WELCOME TO TINA DATE

Sabtu, 25 Agustus 2012

Bahaya, Menengadahkan Kepala Saat Mimisan

          Biasanya orang akan menengadahkan kepala ke atas saat mimisan.  Ada pula yang membaringkan tubuh. Dua cara ini dilakukan supaya darah tidak keluar.  Namun kedua tindakan tersebut menurut beberapa ahli justru salah.
          Menengadahkan kepala ke atas dan membaringkan tubuh, justru akan membuat komplikasi dengan mengalirkan darah menuju saluran pernapasan.  Bila darah masuk ke lambung akan menyebabkan iritasi atau darah akan dikeluarkan melalui muntahan.

          Ada dua jenis mimisan, yakni epitaksis anterior dan epitaksis posterior.  Epitaksis anterior titik perdarahannya jelas, yakni hanya pada bagian depan hidung, sehingga tidak berbahaya.  Mimisan jenis ini pada umumnya banyak dialami anak kecil.  Penyebabnya kurang istirahat, demam, trauma pada bagian luar, udara kering, mengorek-ngorek hidung, alergi, atau tipisnya selaput pembuluh darah, yg biasa atau umum terjadi pada anak dibawah usia 12 tahun. Sedangkan epitaksis posterior yaitu pembuluh darah yang pecah di bagian dalam.  Darah keluar terus-menerus lewat hidung.   Mimisan ini terjadi pada penderita hipertensi, tumor hidung, dan aterosklerosis di daerah hidung.  Bila mengalami mimisan jenis ini, sebaiknya langsung dibawa ke RS dan ditangani dokter THT serta penyakit dalam.

          Mimisan dikategorikan berat jika darah berhenti keluar dalam waktu 10 menit, setelah diberi pertolongan dan menyebabkan kehilangan darah satu liter per jam.

          Saat anak mengalami mimisan, dudukanlah dengan posisi kepala dan badan agak maju kedepan, lalu tekan hidung dengan ibu jari dan telunjuk.  Ajaklah anak bernapas melalui mulut.  Dalam waktu satu hingga dua menit darah biasanya akan berhenti.  Apabila darah belum juga berhenti, segera kompres hidung dengan air es, atau mengkonsumsi makanan atau minuman yg dingin.  Es dan benda dingin yang ditempelkan pada hidung akan membuat pembuluh darah mengecil, sehingga perdarahan cepat berhenti.

          Kompres bisa dilakukan saat perdarahan, bila setelah lima menit mengompresan darah masih belum berhenti, tekan hidung lagi selama 10 menit, jk belum berhenti juga segera bw ke RS.

          Bagaimana dengan pemberian daun sirih?  Daun sirih memang baik diberikan untuk menghentikan mimisan, karena mengandung zat pengerut jaringan

Kamis, 16 Agustus 2012

Kejang Demam, Tak Selalu Berbahaya

          Apabila menjumpai anak sedang mengalami kejang, tak perlu panik dan khawatir.  Memang ada yang mengira, jangan-jangan keang tersebut menyebabkan kerusakan pada otak anak. Namun, sebenarnya tak perlu terlalu cemas jika kita tahu bahwa tidak semua kejang berbahaya.

          Kejang tidak selalu berbahaya, jika termasuk dalam golongan kejang demam sederhana.  Kejang demam atau febris convulsi adalah kejang yang menyertai demam.  Biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun dan berlangsung tidak lebih dari 15 menit, serta tidak lebih dari satu kali dalam sehari. Terjadinya keang bisa pada seluruh tubuh, tidak hanya pada satu bagian tubuh saja.  Inilah yang dikatakan kejang demam sederhana. Jadi bila kejang yang terjadi di luar kriteria itu, misalnya tanpa demam, lebih dari 15 menit, dan terjadi pada satu bagian tubuh saja, atau terjadi di usia dibawah 6 bulan dan diatas 5 tahun, itu sudah termasuk dalam kejang kompleks dan memerlukan pemeriksaan lebih seksama.

          Kejang demam sederhana berawal dari demam.  Jadi, pencegahannya berupaya agar demam segera hilang atau tidak menjadi terlalu tinggi.  Bisa dengan memberikan obat turun panas, bisa juga dengan kompres pada ketiak, dahi atau ditempat yang banyak pembuluh darahnya.  perlu diperhatikan bahwa kompres sebaiknya dengan air hangat.

          Jika anak sudah terlanjur kejang, jangan panik.  Yang pertama harus dilakukan adalah tetap mendampingi anak karena pada saat kejang anak tidak dapat mengendalikan tubuhnya.  Jangan tahan gerakan tubuh anak karena bisa kesleo bahkan patah tulang.  Longgarkan baju anak, dan jangan masukkan apa-apa kedalam mulut.  Miringkan tubuh anak, agar anak tidak tersedak muntahan atau cairan yang keluar dari mulut.  Perhatikan berapa lama kejang berlangsung.  Setelah kejang reda, sebaiknya segera dibawa ke dokter.  Jika seorang anak pernah mengalami kejang demam, biasanya ia akan cenderung kejang lagi pada demam yang berikutnya.  Karena itu sediakan selalu obat penurun panas di rumah.

          Belum diketahui pasti apa penyebab kejang demam, karena seorang anak cenderung mudah kejang saat demam. sementara anak lain tidak.  Penelitian sementara menyatakan bahwa kejang demam sederhana ada hubungannya dengan kadar Ca dan Na didalam otak, dan diduga ada hubungannya dengan faktor genetika, sehingga seorang anak akan cenderung terkena kejang demam bila kakak atau adiknya pernah terkena.  Namun, ini tidak selalu, karena sekali lagi tiap anak punya retensi yang berbeda.

          Kejang demam sederhana tidak mempengaruhi kecerdasan anak.  Imunisasi bagi anak yang pernah terkena kejang demam sederhana pun tetap harus dilakukan.  Konsultasikan riwayat kejang pada dokter.

Selasa, 14 Agustus 2012

WASPADAI BATUK SEBAGAI GEJALA PENYAKIT

          Sesungguhnya batuk merupakan salah satu bagian dari sistem pertahanan tubuh yang berfungsi sebagai sarana pembersihan dan pengamanan wilayah sistem pernafasan.  Haruslah disadari bahwa organ paru-paru merupakan organ visceral (organ dalam) yang sangat terbuka dengan dunia luar.  Benda-benda yang ada diluar tubuh (partikel-partikel debu, bakteri, virus, atau benda asing lainnya) sangat mudah memasukinya, sehingga tidak mengherankan jika jumlah macam penyakit yang menyerang tubuuh sebagian besar adalah penyakit sistem saluran pernapasan dan paru-paru.  Keberadaan fungsi batuk itu sendiri merupakan salah satu cara tubuh mengantisipasi resiko tersebut.

          Bagaimana batuk dapat terjadi pada seseorang? Mekanisme batuk diawali dengan masuknya benda asing kedalam tubuh melalui saluran pernapasan dan paru-paru.  Bagian saluran pernapasan sebetulnya sudah mencegahnya dengan cara refleks bersin, tetapi karena jumlah benda yang masuk jauh lebih banyak, sehingga tidak mampu menghalanginya dan munculah infeksi saluran pernapasan atas.
Infeksi ini menimbulkan respons tubuh berupa iritasi sehingga saluran pernapasan yang dilapisi jaringan mukosa (mengandung kelenjar mukosa) menghasilkan sekresi mukus (lendir).  Kondisi ini berakibat seseorang menjadi menderita gangguan pilek.  Sekresi lendir ini dapat menyebarkan gangguan infeksi ke saluran pernapasan (bronchus) yang lebih dalam disekitar paru-paru.  Sehingga daerah saluran ini menjadi iritasi dan menghasilkan lendir.  Saluran napas ini juga dilengkapi sel-sel rambut yang peka sekali terhadap gangguan ini.  Karena itu,  terjadilah kontraksi reflektoris untuk menghalau kotoran yang menempel di saluran ini.  Peristiwa ini dikenal dengan batuk.

          Batuk dapat pula dicetuskan dari rangsang alergi terhadap zat-zat tertentu, alergi dalam bentuk gangguan asma juga sering memunculkan batuk.  Batuk yang dialami oleh balita sebagian besar disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan dan alergi.  Selain itu, batuk juga sering dicetuskan akibat masuknya cairan (pada balita tersering berupa susu), kotoran debu ataupun asap rokok ke saluran pernapasan.
Berdasarkan lama waktu berlangsungnya, batuk dikelompokkan menjadi batuk akut dan kronis.  Batuk kronis dapat berlangsung selama lebih dari 14 hari.  Kondisi ini dapat pula berupa batuknya berulang.  Batuk berulang ini biasanya dapat terjadi selama tiga episode berturut-turut selama dalam kurun waktu tiga bulan.  Batuk yang sering berulang ini perlu diwaspadai karena kondisi ini dapat pula sebagai pertanda adanya gangguan penyakit yang cukup berbahaya seperti TBC, pertusis, dan gejala penyakit asma.

          Bagaimana dengan batuk akut? Batuk akut berlangsung waktunya kurang dari 14 hari dan terjadi dalam satu episode saja.  Batuk ini dapat diakibatkan gangguan infeksi influenza, radang tenggorokan, dan dapat pula akibat efek dari tersedak.  Batuk ini relatif lebih ringan, tetapi bukan berarti harus diremehkan.  Batuk semacam ini juga perlu diwaspadai karena ada salah satu tanda munculnya batuk akut sebagai awal dari akibat infeksi serangan pneumonia. Serangan infeksi ini jika pada balita tidak jarang dapat merenggut jiwanya tidak segera ditangani.

          Apa yang harus dilakukan jika seseorang terserang batuk? segera dilakukan pemeriksaan ke dokter agar cepat diantisipasi jangan sampai memunculkan gangguan-gangguan sekunder lainnya.  Gangguan sekunder ini jika pada balita dapat berupa menurunnya asupan gizi akibat turunnya kemampuan seseorang untuk makan.  Gangguan dinding perut yang mengeras juga akan mengganggu jalannya napas sehingga menimbulka sesak napas.  Gangguan sesak napas ini akan berakibat kurang mampunya seseorang untuk istirahat sehingga dapat menyebabkan melemahnya fisik.

Jumat, 03 Agustus 2012

Alat Pemecah Batu Saluran Kemih

          Batu saluran kemih atau yang lebih sering dikenal dengan batu ginjal, merupakan sejenis massa yang terbentuk akibat pengendapan mineral di saluran kemih, baik saluran kemih atas (ginjal) ataupun saluran kemih bawah (ureter dan kandung kemih).
          Seperti diketahui, fungsi ginjal adalah menyaring darah yang mengandung berbagai mineral dan sampah hasil metabolisme tubuh.  Dari 200 liter darah yang disaring tiap hari, akan dihasilkan kira-kira 2 liter sampah yang dibuang melalui urine.  Batu pada saluran kemih ini terbentuk karena darah yang disaring di ginjal terlalu jenuh oleh mineral dan sampah tersebut, sehingga mengendap dan mengeras yang kerap disebut dengan batu.  Batu ginjal dapat terbentuk lunak dan keras.
          Batu yang lunak biasanya terbentuk karena oksalat, sedangkan batu yang keras terbentuk karena zat-zat lain/komposit.  Biasanya penderita akan merasakan nyeri terutama setelah aktivitas fisik misalnya olahraga, pergi jarak jauh, bekerja, atau naik motor karena batu yang ada di saluran kemih tersebut bergerak.  Tak jarang pergerakan batu tersebut menimbulkan luka dan perdarahan sehingga urine penderita berwarna kemerahan.  Jika tidak diobati, luka ini bisa menyebabkan infeksi yang merusak fungsi ginjal dan penderita meninggal.
          Selain resiko infeksi, ada juga resiko penyumbatan saluran kencing sehingga urine tidak bisa dikeluarkan dari tubuh.  Hal ini tentu juga mengganggu fungsi ginjal dan juga menyebabkan kematian karena ginjal yang berhenti berfungsi atau yang sering disebut dengan gagal ginjal.
          Problem utama penderita batu ginjal adalah adanya rasa sakit dan resiko ginjal yang rusak sedikit demi sedikit dan akhirnya ginjal berhenti berfungsi.  Sebelum ada operasi, usaha menghilangkan batu ginjal dengan meminum obat-obatan oral yang diharapkan dapat meluruhkan batu sedikit demi sedikit dan akhirnya hilang sama sekali.  Namun cara ini dipandang tidak efektif karena adanya tingkat kegagalan dan tingkat komplikasi yang tinggi.  Maka upaya pengambilan batu ginjal dengan tindakan operatif mulai dilakukan.
          Dulunya operasi dilakukan dengan membuka ginjal dan mengambil batunya, tanpa mempedulikan ukuran dan letak batu.  Namun cara operasi seperti ini tidak nyaman bagi pasien karena proses penyembuhan yang lama, dan ada rasa sakit yang panjang pasca operasi.  Sehingga kemudian sesuai perkembangan teknologi di bidang kedokteran, dikembangkanlah tindakan operatif minimal invasive dan non invasive.
          Tindakan bedah minimal invasive adalah semua tindakan bedah yang tidak membutuhkan sayatan lebar dalam melakukan eksplorasinya, tetapi sebagai penggantinya memerlukan alat bantu kamera, monitor/layar televisi  dan instrumen-instrumen yang memungkinkan dokter operator tetap dapat melihat organ yang akan dioperasi.
          Dalam bidang urologi, tindakan minimal invasive yang dimaksud adalah dengan alat PCNL dan URS.  Pada prinsipnya, PCNL dan URS adalah alat pemecah batu saluran kemih yang menggunakan power ultrasonic atau pneumatic.  Getaran yang digunakan high frequency sehingga hanya akan merusak batu namun aman bagi jaringan lunak.  Bedanya PCNL digunakan untuk kasusu-kasus batu yang letaknya di ginjal, dan tindakannnya berupa pembedahan minimal invasive di pinggang. Sedangkan URS digunakan untuk batu yang letaknya di saluran kemih bagian bawah ureter dan kandung kemih, dan alat URS ini dimasukkan melalui penis.  Sedangkan tindakan non invasive adalah tindakan yang tidak memerlukan pembedahan.  Saat ini tindakan non invasive dalam bidang urologi adalah ESWL.  ESWL digunakan dari luar tubuh dan menggunakan  gelombang suara.  Keunggulan alat ini adalah pasien tidak perlu dibius, tidak perlu rawat inap dan tidak ada luka sama sekali.

Kamis, 02 Agustus 2012

Penyakit Jantung Koroner (PJK)

          Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi karena gangguan pada arteria coronaria yaitu arteri yang menyuplai oksigen dan zat makanan ke jantung.  Patogenesis PJK didahului oleh terbentuknya plak aterosklerosis yang mengakibatkan diameter lumen arteri coronaria menyempit atau tersumbat, sehingga mengurangi atau menghentikan aliran darah ke otot jantung.  Akibatnya kerja jantung terganggu, sehingga terjadi , iskemia atau infark jantung dengan segala konsekuensinya.  Misalnya angina pectoris, infark miokard, bahkan kematian mendadak.

          Untuk mencagah PJK, bisa dimulai dengan mengendalikan faktor resiko dan memperbaiki gaya hidup.  Faktor-faktor resiko yang bisa dikendalikan antara lain hipertensi, dislipidemia, hiperkolesterolemia, merokok, obesitas, DM, aktivitas fisik berlebih, dan stres.

         Kemudian memperbaiki gaya hidup dapat dilakukan dengan memperbaiki pola makan yaitu menghindari lemak jenuh dan tinggi kolesterol.  Konsumsi makanan berserat, lemak tak jenuh, vitamin C, kalsium, rendah natrium, dan kalium perlu ditingkatkan.

Kurma, Puasa, dan Kesehatan

          Setiap Ramadan, kurma kerap dihidangkan sebagai pelengkap menu buka puasa.  Bagi penderita penyakit jantung koroner (PJK), kurma sesungguhnya baik tidak hanya baik saat ramadan. Kurma yang sarat sejumlah kandungan gizi itu memberi efek protektif bagi pebderita PJK.
Nutrisi Kurma
         Awalnya banyak yang menganggap bahwa kurma dihidangkan dalam berbuka puasa hanya karena kandungan vitamin didalamnya bisa  meningkatkan kebasaan lambung yang terlalu asam setelah 13-14 jam tidak memperoleh makanan dan minuman.
Kandungan-kandungan yang terdapat dalam  buah kurma meliputi:
  1. Karbohidrat (gula total) 44-48%
  2. Lemak 0,2-0,5%
  3. Protein dengan 23 asam amino 2,3-5,6%
  4. Vitamin A
  5. Tiamin (B1)
  6. Riboflavin (B2)
  7. Niasin (B3)
  8. Asam Pantotenat (B5)
  9. Piridoksin (B6)
  10. Asam Folat (B9)
  11. Kolin, Betain, Kalsium, zat besi, fosfor, tembaga, natriun, kalium, seng, dan mangan
        Untuk serat pangan, kandungannya dalam kurma ternyata cukup tinggi.  Serat dapat mengikat kolesterol dan asam empedu didalam usus sehingga menghambat absorbsi kolesterol oksigen dan menghambat reabsorbsi asam empedu yang kemudian dikeluarkan bersama feses.  Makin tinggi konsumsi serat akan semakin banyak asam empedu dan kolesterol yang dikeluarkan tubuh, sehingga membantu mrngurangi kadar kolesterol darah.  Kandungan kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah.  Konsumsi ekstra kalium dapat menjaga dinding arteri tetap elastis dan berfungsi normal.  Keadaan itu membuat pembuluh darah tidak mudah rusak karena adanya tekanan darah tinggi.
         Kurma memang merupakan makanan yang cocok untuk berbuka puasa karena bisa memasok asupan energi secara cepat.  Kandungan gula kurma sebagian besar merupakan gula monosakarida sehingga mudah dicerna tubuh 45-60 menit.  Bandingkan dengan daya absorbsi pati pada nasi yang memerlukan waktu beberapa jam.

Rabu, 01 Agustus 2012

Remaja dengan Skizofrenia

          Gangguan jiwa jenis Skizofrenia yg terjadi pada masa remaja memang merupakan kasus gangguan jiwa yang cukup serius.  Keseriusan ini terjadi oleh karena, gangguan ini bersifat kronis, dan progresif artinya berlangsung lama, pelan-pelan dan menuju kehancuran kualitas hidup.
         Ada 2 sasaran utama dalam pengelolaannya, yaitu intervensi medik dan intervensi psikososial.  Intervensi medik adalah memberikan obat yang paling cocok untuk mengendalikan penyakitnya, walaupun harus seumur hidup,
         Setiap obat memang selalu mempunyai efek samping, tetapi hal ini bisa disiasati, dengan dokter selalu memeriksa secara teratur akan timbulnya efek samping tersebut.  Bila mulai ada tanda-tanda efek samping obat, sejak awal harus sudah diantisipasi, baik dengan cara mengganti dengan jenis obat , atau dengan mengobati efek sampingnya. Oleh sebab itu pada  setiap pasien kontrol, dokter akan memeriksa kondisi jiwa dan fisiknya saat itu dan masalah yang sedang dihadapi pasien dan keluarganya saat itu.
Intervensi psikososial adalah dengan cara memberikan solusi akan masalah-masalah yang dihadapi oleh pasien dan keluarganya, misalnya menghadapi ujian, kesulitan keluarga dalam mengatur pasien dan sebagainya.

3 Masalah Utama

          Ada 3 masalah utama yang menjadi penyulit dalam pengelolaan remaja dengan skizofrenia, yaitu: terganggunya perkembangan jiwa, mudahnya kambuh dan kualitas hidup yang selalu terancam untuk menurun. Pada dasarnya remaja adalah individu yang sedang berkembang jiwanya dan belum mencapai titik optimal.  Secara teoritik, perkembangan jiwa dianggap sempurna bila sudah mencapai usia 18 tahun.
Maka bisa dipahami, mengapa proses perkembangan jiwa remaja terganggu.  Gangguan perkembangan ini akan menyeluruh meliputi semua aspek perkembangan.
          Sementara aspek perkembangan jiwa remaja yang bisa mengalami gangguan antara lain: penalaran, emosi, sosialisasi, komunikasi, perilaku seksual, psikoseksual, moral, spiritual, dan sebagainya.
Seringnya timbul kambuh, juga terjadi oleh karena kondisi jiwa remaja masih rapuh, baik secara alamiah maupun akibat gangguannya. Sementara stressor yang terjadi pada remaja cukup kompleks, misalnya masalah studi, hobi, hubungan dengan teman sebaya termasuk pacaran dan sebagainya..
Hasil akhir dari semua itu adalah bagaimana kualitas hidup remaja itu sendiri.  Kualitas hidup ini bisa dinilai dari banyak aspek yang cukup kompleks, antara lain:
  1. Keberhasilan dalam studi
  2. Luasnya dalam sosialisasi dan kemampuan dalam mempertahankannya
  3. Kemampuan dalam merawat diri sendiri dan barang-barang pribadinya
  4. Efektivitas penggunaan waktu luang diluar tidur
  5. Dukungan keluarga dalam mempertahankan kelangsungan pengobatan
  6. Kegiatan keagamaan yang dijalankan
  7. Perencanaan kehidupan yang realistik dengan mendasarkan pada kondisi dan kemampuan yang ada
  8. Keseimbangan antara harapan dan kenyataan yang didapat baik oleh pasien maupun keluarganya
         Semua upaya baik yang dilakukan oleh dokter, pasien dan keluarga, diharapkan akan mampu mengendalikan gejala yang timbul akiat penyakitnya, mencegah timbulnya kekambuhan dan mempertahankan kualitas hidup pasien secara optimal.