WELCOME TO TINA DATE

Sabtu, 27 Agustus 2011

ASMA


bismillah, islamic, art, caligraphy


A.    DEFINISI
Astma disebut juga sebagai reactive air way disease (RAD), adalah suatu penyakit obstruksi pada jalan nafas secara riversibel yang ditandai dengan bronchospasme, inflamasi, dan peningkatan reaksi jalan nafas terhadap berbagai stimulan.
                                                                         ( Suriadi, 2001.7 )
                                                 
       Astma ialah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi berupa serangan asma.
                                                                              ( Ngastiyah, 1997)

      Asma adalah penyakit paru yang di dalamnya terdapat obstruksi jalan nafas, inflamasi jalan nafas, dan jalan nafas yang hiperesponsif atau spasme otot polos  bronchial (Cecily).

B.      ETIOLOGI

v    Faktor Ekstrinsik: Reaksi antigen-antibodi; karena inhalasi allergen ( debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang ).
v    Faktor Intrinsik: Infeksi: para  influenza virus, pneumonia, mycoplasmal. Kemudian dari fisik; cuaca dingin, perubahan temperatur. Iritan: kimia, polusi udara ( CO, asap rokok, parfum ). Emosional; takut, cemas, dan tegang. Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
                                                                                    ( Suriadi, 2001,8 )
Penyebab asma masih belum jelas. Diduga yang memegang peranan utama ialah reaksi berlebihan dari trakea dan bronkus ( hiperreaktivitas bronkus ), yang belum jelas diketahui penyebabnya. Diduga karena ada hambatan dari sebagian system adrenergik, kurangnya enzim adenilsiklase dan meningginya tonus system parasimpatik, sehingga mudah terjadinya kelebihan tonus parasimpatik kalau ada rangsangan yang menyebabkan terjadinya spasme otot.
                                                                                    ( Ngastiyah,1997,66 )

C.    MANIFESTASI KLINIS

v    Wheezing
v    Dyspnea dengan lama ekspirasi; penggunaan otot-otot asesori pernafasan, cuping hidung, retraksi dada, dan stridor.
v    Batuk kering ( tidak produktif ) karena secret kental dan lumen jalan nafas sempit
v    Tachpnea, orthopnea
v    Gelisah
v    Diaphorosis
v    Nyeri abdomen karena terlibatnya otot abdoman dalam pernafasan
v    Tidak toleran terhadap aktivitas; makan, bermain, berjalan, bahkan bicara.
v    Kecemasan, labil dan perubahan tingkat kesadaran
v    Meningkatnya ukuran diameter anteroposterior ( barrel chest )
v    Serangan yang tiba-tiba atau berangsur-angsur
v    Sianosis

D.    PATOFISIOLOGI

      Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain.
      Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat antibody tubuh muncul (immunoglobin E atau IgE) dengan adanya alergi. IgE dimunculkan pada receptor sel mast yang menyebabkan pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan memberikan gejala asma.
      Respon asma terjadi dalam tiga tahap ; pertama tahap immediate yang di tandai dengan bronkokonstriksi (1-2 jam), tahap delayed dimana bronkokonstriksi dapat berulang dalam 4 – 6 jam dan terus menerus 2-5 jam lebih lama ; tahap late  yang ditandai dengan peradangan dan hiperresponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan. Asthma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara angin.Selama serangan asthmatic, bronkiolus menjdi meradang dan peningkatan sekresi mosus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan disters pernafasan.
      Anak yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi 02 sehingga terjadi penurunan pO2 ( hypoxia ). Selama serangan asthmatik ,CO2 tertahan dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan menyebabkan acidosis respiratory dan hypercapnea. Kemudian sistem pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).

E.  PEMBAGIAN ASMA PADA ANAK
  1. Asma episodik yang Jarang
Biasanya terdapat pada umur 3-8 tahun. Banyaknya serangan dapat beberapa hari yaitu 3-4 hari dalam setahun, gejala timbul pada malam hari. Mengi dapat berlangsung kurang dari 3-4 hari, sedang bentik-bentuknya dapat berlangsung 10-14 hari.  Manifestasi lainnya misalnya es krim. Jarang terjadi pada golongan ini.  Golongan ini merupakan 70-75% dari populasi asma anak.
  1. Asma Episodik Sering
Pada dua pertiga golongan ini serangan pertama terjadi pada umur sebelum 3 tahun.  Pada permulaan, serangan berhubungan dengan infeksi saluran nafas akut.  Pada umur 5-6 tahun dapat terjadi serangan tanpa infeksi yang jelas.  Frekuensi serangan 3-4 kali dalam 1 tahun, tiap serangan beberapa hari sampai beberapa minggu.  Frekuensi serangan paling tinggi pada umur 8-13 tahun.  Pada golongan lanjut kadang-kadang sukar dibedakan dengan golongan asma kronik atau persisten.
Jika waktu serangan lebih dari 1-2 minggu, biasanya tidak ditemukan kelainan fisik.
  1. Asma Kronik/Persisten
Serangan pertama terjadi sebelum umur 6 bulan, 75% sebelum umur 3 bulan, pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadinya obstruksi saluran nafas yang resisten dan hampir selalu terdapat mengi setiap hari, malam hari terganggu oleh batuk dan mengi. Sedangkan mencapai puncaknya pada umur 8-14 tahun Aktivitas fisik sering menyebabkan mengi.

E.     KOMPLIKASI

v  Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas.
v  Chronic persistent bronchitis.
v  Bronchiolitis.
v  Pneumonia
v  Emphysema
v  Status Asmatikus
v  Atelektasis
v  Kematian

Tidak ada komentar: