CEDERA KEPALA
A. Pengertian
Cedera kepala adalah suatu bentuk trauma yang dapat merubah kemampuan otak dalam
menghasilkan keseimbangan fisik, intelektual , emosional, sosial dan pekerjaan atau suatu
gangguan traumatik yang dapat menimbulkan perubahan fungsi otak.
Cedera kepala dapat meliputi trauma kulit kepala, tengkorak, dan otak. Disebut cedera kepala
berat bila GCS 3-8, kehilangan kesadaran atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam bahkan sampai
berhari-hari.
Risiko utama pasien yang mengalami sedera kepala adalah kerusakan otak akibat perdarahan atau pembengkakan otak sebagai respon terhadap sedera dan menyebabkan peningkatan TIK.
B.PATOFISIOLOGI
Cedera kulit kepalaKarena bagian ini banyak mengandung pembuluh darah, kulit kepala berdarah bila mengalami cedera dalam. Luka kulit kepala juga merupakan tempat masuknya infeksi intrakranial. Trauma dapat menimbulkan abrasi, kontusio, laserasi atau avulsi.
Fraktur tengkorak
Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang tengkorak disebabkan oleh trauma. Ini dapat terjadi dengan atau tanpa kerusakan otak. Adanya fraktur tengkorak biasanya dapat menimbulkan dampak tekanan yang kuat. Fraktur tengkorak diklasifikasikan terbuka/tertutup. Bila fraktur terbuka maka dura rusak dan fraktur tertutup dura tidak rusak. Fraktur kubah kranial menyebabkan bengkak pada sekitar fraktur, dan karena alasan yang akurat tidak dapat ditetapkan tanpa pemeriksaan dengan sinar X. fraktur dasar tengkorak cenderung melintas sinus paranasal pada tulang frontal atau lokasi tengah telinga di tulang temporal, juga sering menimbulkan hemoragi dari hidung, faring, atau telinga dan darah terlihat di bawah konjungtiva. Fraktur dasar tengkorak dicurigai ketika CSS keluar dari telinga dan hidung.
Cedera otak
Kejadian cedera “minor” dapat menyebabkan kerusakan otak bermakna. Otak tidak dapat menyimpan oksigen dan glukosa sampai derajat tertentu yang bermakna sel-sel serebral membutuhkan suplai darah terus menerus untuk memperoleh makanan. Kerusakan otak tidak dapat pulih dan sel-sel mati dapat diakibatkan karena darah yang mengalir berhenti hanya beberapa menit saja dan kerusakan neuron tidak dapat mengalami regenerasi.
Komosio
Komosio serebral setelah cedera kepala adalah kehilangan fase neurologik sementara tanpa kerusakan struktur. Jika jaringan otak dan lobus frontal terkena, pasien dapatmenunjukkan perilaku yang aneh dimana keterlibatan lobus temporal dapat menimbulkan amnesia disorientasi.
Kontusio
Kontusio serebral merupakan CKB, dimana otak mengalami memar dan kemungkinan adanya daerah hemoragi. Pasien berada pada periode tidak sadarkan diri. Pasien terbaring kehilangan gerakan, denyut nadi lenah, pernafasan dangkal, kulit dingin dan pucat.
Hemoragi Intrakranial
Hematoma (pengumpalan darah) yang terjadi dalam tubuh kranial adalah akibat paling serius dari cedera kepala. Ada 3 macam Hematom:
1.Hematoma Epidural (hematoma ekstradural)
Setelah cedera kepala, darah berkumpul di dalam ruang epidural (ekstradural) diantara tengkorak di dura. Keadaan ini sering diakibatkan dari fraktur tulang tengkorak yang menyebabkan arteri meningkat tengah putus atau rusak (laserasi); dimana arteri ini berada diantara dura dan tengkorak daerah inferior menuju bagian tipis tulang temporal; hemoragi karena arteri ini menyebabkan penekanan pada otak.2.Hematoma Subdural
Hematoma subdural adalah pengumpalan darah diantara dura dan dasar otak, yang pada keadaan normal diisi oleh cairan. Hemoragi subdural lebih sering terjadi pada vena dan merupakan akibat putusnya pembuluh darah kecil yang menjembatani ruang subdural. Hemotoma subdural dapat terjadi akut, subakut atau kronik tergantung pada ukuran pembuluh yang terkena dan jumlah pendarahan yang ada. Hematoma subdural akut: dihubungkan dengan cedera kelapa mayor yang meliputi kontusio atau laserasi. Hematoma subdural subakut: sekrela kontusion sedikit berat dan dicurigai pada bagian yang gagal untuk menaikkan kesadaran setelah trauma kepala. Hematoma subdural kronik dapat terjadi karena cedera kepala minor dan terjadi paling sering pada lansia. Lansia cenderung mangalami cedera kapala tipe ini sekunder akibat atrofi otak, yang diperkirakan akibat proses penuaan.3.Hemoragi Intraserebral dan Hematoma
Hematoma intraserebral adalah pendarahan ke dalam substansi otak. Hemoragi ini biasanya terjadi pada cedera kapala dimana tekanan mendesak kepala sampai daerah kecil. Hemoragi ini didalam menyebabkan degenerasi dan ruptur pembuluh darah, ruptur kantong aneorima vaskuler, tumor infracamal, penyebab sistematik termasuk gangguan pendarahan.
Trauma otak mempengaruhi setiap sistem tubuh.
Manifestasi klinis cedera otak meliputi:
Gangguan kesadaran
Konfusi
Abnormalitas
Tiba-tiba defisit neurologik
Perubaan TTV
Gangguan penglihatan
Disfungsi sensorik
Lemah otak
Sakit kepala
Vertigo
Gangguan pergerakan
Konfusi
Abnormalitas
Tiba-tiba defisit neurologik
Perubaan TTV
Gangguan penglihatan
Disfungsi sensorik
Lemah otak
Sakit kepala
Vertigo
Gangguan pergerakan
C.TANDA DAN GEJALA
•Pola pernapasanPusat pernapasan dicederai oleh peningkatan TIK dan hipoksia, trauma langsung atau interupsi
alirah darah. Pola napas dapat berupa hipoventilasi alveolar, dangkal.
•Kerusakan mobilitas fisik
Hemisfer atau hemiplegi akibat kerusakan pada area motorik otak.
•Ketidakseimbangan hidrasi
Terjadi karena adanya kerusakan kelenjar hipofisis atau hipotalamus dan peningkatan TIK.
•Aktifitas menelan
Reflek menelan dari batang otak mungkin hiperaktif atau menurun sampai hilang sama sekali.
•Kerusakan komunikasi
Pasien yang mengalami trauma yang mengenai hemisfer serebral menunjukkan disfasia,
kehilangan kemampuan untuk menggunakan bahasa.
D.PEMERIKSAAN PENUNJANG
•CT Scan•Ventrikulografi udara
•Angiogram
•Diagnostik Peritoneal Lavage (DPL)
•Ultrasonografi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar