WELCOME TO TINA DATE

Sabtu, 30 Agustus 2008

FRAKTUR PADA FEMUR

FRAKTUR PADA FEMUR

1. Anatomi Fisiologi
Persendian panggul merupakan bola dan mangkok sendi dengan acetabulum bagian dari femur, terdiri dari : kepala, leher. Bagian terbesar dan kecil, trokhanter dan batang, bagian terjauh dari femur berakhir pada kedua kondilas. Kepala femur masuk acetabulum. Sendi panggul dikelilingi oleh kapsula fibrosa, ligamen dan otot. Suplai darah ke kepala femoral merupakan hal yang penting pada faktur hip. Suplai darah ke femur bervariasi menurut usia. Sumber utamanya arteri retikuler posterior, nutrisi dari pembuluh darah dari batang femur meluas menuju daerah tronkhanter dan bagian bawah dari leher femur.

2. Predisposisi
Penyebab fraktur adalah :
1). Trauma.
Trauma dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Trauma langsung, yaitu benturan pada tulang.
b. Trauma tak langsung, yaitu titik tumpuan benturan dan fraktur
berjauhan, misalnya jatuh terpeleset di kamar mandi.
2). Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan.
Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang-ulang. Keadaan ini paling sering terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang berjalan baris-berbaris dalam jarak jauh.
3). Fraktur petologik karena kelemahan pada tulang
Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak (misalnya oleh tumor) atau tulang-tulang tersebut sangat rapuh.


3. Pathofisiologi
Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut adalah terjadi perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya.

4. Persiapan Tindakan
Pre Operasi

1) Memeriksa persiapan pasien
Meliputi :
a. Identitas pasien
b. Kelengkapan status/rekam medik
c. Surat persetujuan operasi
d. TTV dan KU pasien
e. Pemeriksan penunjang seperti RO atau CT Scan untuk dapat melihat
dengan jelas area kerusakan
f. Infuse, kateter urine sudah terpasang
g. Persiapan pencukuran
h. Pastikan pasien dalam keadaan puasa
i. Anjurkan pasien untuk mengosongkan kandung kemih
2) Mendorong pasien ke kamar bedah
3) Memindahkan pasien ke meja operasi

Intra Operasi
1). Melaksanakan orientasi
2). Di dalam kamar operasi persiapan yang harus dilakukan terhadap
pasien yaitu berupa tindakan drapping yaitu penutupan pasien dengan menggunakan peralatan alat tenun (disebut : duk) steril dan hanya bagian yang akan di insisi saja yang dibiarkan terbuka dengan memberikan zat desinfektan seperti povide iodine 10% dan alkohol 70%.
3). Memasang alat pemantau hemodinamik
4). Melaksanaknan pembiusan
5). Mengatur posisi
6) Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien untuk
menenagkan pasien selama operasi sehingga pasien kooperatif.7) Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap seperti
: cairan infus, oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.
Post Operasi
Mengawasi kondisi pasien selama pemulihan, melalui :
1) Pertahankan jalan nafas
2) Awasi kesadaran pasien
3) Berikan oksigen
4) Monitor TTV
5) Perawatan infuse dan peralatan lain yang terpasang
6) Awasi warna dan kelembaban kulit

5. Rencana Tindakan
Masalah yang timbul
1. Nyeri b/d perubahan fragmen tulang, luka pada jaringan lunak
I : Mengkaji karakteris- tik nyeri : lokasi, durasi, intensitas nyeri dengan
menggunakan skala nyeri (0-10)
R : Untuk mengetahui tingkat rasa nyeri sehingga dapat menentukan
jenis tindakannya.
I : Mempertahankan immobilisasi
R : Mencegah pergeseran tulang dan penekanan pada jaringan yang
luka.
I : Menjelaskan seluruh prosedur di atas
R : Untuk mempersiap-kan mental serta agar pasien berpartisipasi pada
setiap tindakan yang akan dilakukan.
I : Pemberian obat-obatan analgesik
R : Mengurangi rasa nyeri


2. Resti Infeksi b.d trauma jaringan
I : Mengkaji adanya tanda-tanda infeksi
R ; Mengetahui adanya infeksi
I : Menjaga kesterilan alat-alat medis
R : Menghindarkan dari infeksi
I : Ciptakan lingkungan yang bersih
R : mengurangi kuman penyakit dan meningkatkan kenyamanan
I : Berikan antibiotic
R : Mencegah terjadinya infeksi

Tidak ada komentar: